Ekonomi dan Keuangan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto merupakan suatu indikator yang menunjukkan banyaknya nilai tambah yang dihasilkan dari semua sektor kegiatan ekonomi pada suatu wilayah dan pada kurun waktu tertentu.

PDRB Atas Dasar Harga (ADH) Berlaku dan Konstan

PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) merupakan nilai tambah yang dihasilkan sektor-sektor ekonomi yang  dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada tahun berjalan. Perkembangan nilai PDRB atas dasar harga berlaku dalam kurun waktu enam tahun terakhir Kabupaten Boven Digoel pada gambar (Grafik 14.1). Dari gambar tersebut dapat dikatakan bahwa perkembangan PDRB  atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan secara signifikan dari tahun ke tahun. 

Nilai Produk Domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kabupaten Boven Digoel pada tahun 2015 mencapai 3.578 miliar rupiah. Nilai PDRB ini mengalami peningkatan sebesar 12,19 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan dalam kurun waktu enam tahun terakhir terjadi peningkatan yang sangat signifikan 61,05 persen dari tahun 2010 yang mana nilai tambah yang dihasilkan pada tahun tersebut mencapai 2.222 miliar rupiah.

PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) merupakan nilai tambah yang dihasilkan sektor-sektor ekonomi yang  dihitung dengan menggunakan satu harga dimana harga yang digunakan pada tahun tertentu yakni harga pada tahun 2010. Perkembangan nilai PDRB atas dasar harga konstan dalam kurun waktu lima tahun terakhir Kabupaten Boven Digoel pada gambar 14.1. Dari gambar tersebut dapat dikatakan bahwa perkembangan PDRB  atas dasar harga konstan juga mengalami peningkatan secara signifikan dari tahun ke tahun walaupun peningkatan ini tidak sebesar peningkatan yang dialami oleh nilai PDRB atas dasar harga berlaku.

Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2010 pada tahun 2015 mencapai 2.850 miliar rupiah. Nilai ini mengalami peningkatan sebesar 5,60 persen dibandingkan tahun sebelumnya dimana nilai tambah atas dasar harga berlaku pada tahun tersebut mencapai 2.699 miliar rupiah.

Sedangkan nilai PDRB atas dasar harga konstan di enam tahun terakhir yakni di tahun 2010 mencapai 2.222 miliar rupiah, sehingga dalam kurun waktu enam tahun terakhir nilai PDRB meningkat tajam yakni mencapai 28,27 persen.

Gambar 14.1. Nilai PDRB Kabupaten Boven Digoel Tahun 2010-2015 (juta rupiah)

 

Sumber: BPS Kabupaten Boven Digoel, PDRB Tahun 2015

PDRB Perkapita

PDRB perkapita atau per penduduk merupakan nilai perbandingan antara total nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan. Adapun jumlah penduduk pertengahan tahun yang digunakan saat ini merupakan hasil proyeksi dari Sensus Penduduk 2010. Sejalan dengan peningkatan yang terjadi pada nilai PDRB, maka PDRB perkapita juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, hal ini dapat dilihat pada gambar 14.2.

Pada tahun 2015, nilai PDRB perkapita kabupaten Boven Digoel telah mencapai 56,788 juta rupiah atau meningkat sebesar 9,28 persen dari tahun sebelumnya. Angka ini mengandung arti secara teori setiap penduduk/ masyarakat Kabupaten Boven Digoel dalam setahun 2015 menghasilkan nilai tambah sebesar 56,788 juta rupiah.  Namun kenyataannya hal ini tidak dapat kita simpulkan karena nilai tambah tidak tersebar secara merata di masyarakat.  Jika dibandingkan dengan enam tahun sebelumnya yakni tahun 2010, nilai PDRB perkapita tahun 2015 tersebut telah meningkat 43,87 persen.

Gambar 14.2. PDRB Perkapita Kabupaten Boven Digoel Tahun 2010-2015 (juta rupiah)

 

Sumber: BPS Kabupaten Boven Digoel, PDRB Tahun 2015

Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha

Struktur perekonomian Kabupaten Boven Digoel Tahun 2015seperti terlihat pada Gambar 14.3. Sumbangan terbesar pada struktur ekonomi Kabupaten Boven Digoel tahun 2015 diberikan oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, yaitu sebesar 26,36 persen, diikuti oleh Industri Pengolahan (sebesar 25,49 persen), lapangan usaha Konstruksi (sebesar 23,73 persen), dan lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (sebesar 10,12 persen). Sementara itu, untuk lapangan usaha lainnya memberikan sumbangan dibawah lima persen.

Gambar 14.3. Struktur Perekonomian Kabupaten Boven Digoel Tahun 2015 (persen)

 

Sumber: BPS Kabupaten Boven Digoel, PDRB Tahun 2015

Tabel 14.1 Keterangan simbol huruf pada Gambar 14.3

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

L

M,N

O

P

Q

R,S,T,U

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Pengadaan Listrik dan Gas

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan daur Ulang

Konstruksi

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Transportasi dan Pergudangan

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Infiormasi dan Komunikasi

Jasa Keuangan dan Asuransi

Real Estate

Jasa Perusahaan

Administrasi pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Jasa Pendidikan

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Jasa Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Kabupaten Boven Digoel pada tahun 2015 mengalami percepatan dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Boven Digoel pada tahun 2015 sebesar 5,60 persen, sedangkan laju pertumbuhan pada tahun 2014 sebesar 5,48 persen. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boven Digoel dalam kurun waktu enam tahun terakhir dapat dilihat melalui gambar 14.4 dibawah ini. Pertumbuhan PDRB tertinggi dalam kurun waktu enam tahun terakhir terjadi pada tahun 2010 yakni mencapai 11,94 persen. Sedangkan pertumbuhan PDRB terendah terjadi pada tahun 2011 yakni sebesar 3,83 persen.

Gambar 14.4. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Boven Digoel Tahun 2010-2015 (persen)

 

Sumber: BPS Kabupaten Boven Digoel, PDRB Tahun 2015

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Adapun anggaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Boven Digoel yang terangkum dalam APBD yang mencakup pendapatan daerah serta belanja daerah. Secara umum, anggaran pendapatan daerah mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai tahun 2012 dimana tahun 2010 pendapatan daerah mencapai 793,401 miliar rupiah hingga di tahun 2012 mencapai 862,3 miliar rupiah. Sedangkan anggaran untuk belanja daerah setiap tahunnya juga dapat dikatakan meningkat, dimana di tahun2010 anggaran belanja daerah mencapai820,707 miliar, sedangkan ditahun 2012 belanja daerah mencapai 980,203 miliar rupiah. Pada tahun 2013, pendapatan dan belanja daerah mengalami penurunan, yang jumlahnya lebih kecil dibandingkan jumlah pendapatan dan belanja tiga tahun sebelumnya.Untuk pendapatan dan belanja daerah tahun 2014 tidak tercatat karena data tidak tersedia. Jumlah pendapatan dan belanja Kabupaten Boven Digoel pada tahun 2015 menembus angka 1 triliun rupiah, dimana jumlah pendapatan mencapai 1,154 triliun rupiah dan belanja sebesar 1,110 triliun rupiah.Perkembangan APBD ini dapat dilihat dari gambar grafik 14.5 berikut ini.

Gambar 14.5. APBD Kabupaten Boven Digoel Tahun 2010-2015 (juta rupiah)

 

Sumber: Badan Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boven Digoel, 2015

Keterangan*) : Data tidak tersedia

 

Dana Perimbangan

Dana Perimbangan Kabupaten Boven Digoel mencakup dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK), bagi hasil pajak dan bukan pajak serta dana perimbangan dari propinsi. Pada tahun 2010 DAK mencapai 41 miliar dan di tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 52 miliar rupiah, dan hal ini juga terjadi pada tahun 2012 dimana DAK mencapai 52 miliar rupiah . Namun di tahun 2013 nilai DAK mengalami penurunan hingga mencapai 27,71 miliar rupiah. Sedangkan Dana Alokasi Umum pada tahun 2010 nilainya mencapai 497 miliar rupiah. Peningkatan Dana Alokasi Umum terus berlanjut tiap tahunnya hingga tahun 2013 mencapai 660 miliar rupiah. Sedangkan Dana Perimbangan yang bersumber dari Bagi Hasil dari Pajak dan bukan Hasil Pajak pada tahun 2010 hingga 2012 cenderung menurun dari 86,497 miliar rupiah di tahun 2010 menjadi 17,506 miliar rupiah di tahun 2012. Data Dana Perimbangan untuk tahun 2014 tidak tersedia. Pada tahun 2015, Dana Perimbangan Kabupaten Boven Digoel secara umum meningkat jumlahnya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya hingga tahun 2010, dimana jumlah Dana Perimbangan dari propinsi adalah yang paling besar jumlahnya, dikuti jumlah DAU dan DAK serta Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Perkembangan dana perimbangan dari tahun 2010 sampai 2015 ini dapat dilihat dari gambar grafik 14.6 dibawah ini.

Gambar 14.6. Dana Perimbangan Kabupaten Boven Digoel Tahun 2010-2015 (juta rupiah)

 

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Boven Digoel, 2015

Keterangan*) : Data tidak tersedia

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Boven Digoel mencakup pajak daerah, retribusi daerah, dan pendapatan lainnya. Pajak daerah yang diterima pada tahun tahun 2010 sebesar 999,79 juta rupiah, di tahun 2011 pajak daerah mengalami penurunan yakni menjadi 683, 164 juta rupiah. Namun di tahun 2012 terjadi peningkatan yang cukup signifikan dimana penerimaan pajak daerah mencapai angka 1,094 miliar rupiah.Peningkatan yang cukup signifikan juga terjadi pada tahun 2013 dimana pendapatan asli daerah Kabupaten Boven Digoel berupa pajak meningkat menjadi 1,635 miliar rupiah. Dan dalam lima tahun terakhir, jumlah pajak daerah yang paling besar tercatat pada tahun 2014 sebesar 12, 779 miliar rupiah.

Gambar 14.7. PAD Kabupaten Boven Digoel Tahun 2010-2015 (juta rupiah)

 

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Boven Digoel, 2015

Keterangan*) : Data tidak tersedia

Untuk retribusi sendiri pada tahun 2010 penerimaan retribusi mencapai 3,528 miliar rupiah dan peningkatan ini juga berlangsung di tahun berikutnya yakni di tahun 2011 dimana penerimaan retribusi mencapai 4,544 miliar rupiah. Dan di tahun 2012 terjadi penurunan penerimaan retribusi yang sangat tajam  sehingga penerimaan retibusi ini menjadi 1,964 miliar rupiah. Kemudian di tahun 2013 terjadi peningkatan penerimaan retribusi yang cukup signifikan sehingga penerimaan retribusi pada tahun tersebut menjadi 2,213 miliar rupiah. Di tahun berikutnya penerimaan retribusi daerah menurun tetapi tidak terlalu besar dibanding tahun 2013, yaitu sebesar 2, 175 miliar rupiah di tahun 2014.

Sedangkan untuk pendapatan lain-lainnya untuk tahun 2010 tidak ada, dan di tahun 2011 penerimaan pendapatan lain-lainnya mencapai 2,469 miliar, sedangkan penerimaan pendapatan lain-lainnya di tahun 2012 kembali tidak ada. Sementara penerimaan pendapatan lain-lainnya di tahun 2013 meningkat tajam menjadi 6,361 miliar rupiah dan di tahun 2014 pendapatan lain-lainnya mengalami penurunan hingga mencapai 5,143 miliar rupiah. 

Pendapatan daerah yang berupa bagi laba perusahaan daerah baru tercatat di tahun 2014 sebesar 4,395 miliar rupiah. Total PAD pada tahun 2010, mencapai 4,528 miliar rupaih. Pada tahun 2011 total PAD kembali meningkat menjadi 7,696 miliar rupiah. Total PAD kembali menurun tajam pada tahun 2012 yakni mencapai 3,058 miliar rupiah. Total penerimaan asli daerah Kabupaten Boven Digoel pada tahun 2013 meningkat sangat tajam sehingga totalnya menjadi 10,210 miliar rupiah dan terus meningkat di tahun 2014 sebesar 24,494 miliar rupiah.

Pada tahun 2015, jumlah PAD Kabupaten Boven Digoel berkurang 50 persen lebih dari tahun sebelumnya-tahun 2014, dengan total PAD sebesar 11,6 miliar rupiah. Sumbangan PAD terbesar di tahun 2015 bersumber dari pendapatan lain-lain, yakni sebesar 7,493 miliar rupiah, kemudian diikuti oleh pajak daerah sebesar 2,197 miliar rupiah. Sedangkan sumbangan PAD yang paling rendah bersumber dari laba perusahaan daerah, yakni sebesar 741,637 juta rupiah.

Alokasi Dana Otonomi Khusus (Otsus)

Pemerintah Pusat Republik Indonesia memberikan dana kompensasi berupa dana Otonomi Khusus yang dikenal sebagai OTSUS di daerah-daerah tertentu, salah satunya adalah Provinsi Papua. Hal ini diberlakukan dengan tujuan guna mempercepat pembangunan baik di bidang infrastruktur, perekonomian serta pembangunan manusia daerah tersebut guna menyeimbangkan pembangunan antar daerah di seluruh wilayah kesatuan Republik Indonesia. Pada tahun 2011, Pemerintah Kabupaten Boven Digoel menerima alokasi dana Otonomi Khusus (Otsus) dengan total sebesar 57,993 miliar rupiah, dimana pembagian total otsus ini di berbagai bidang dapat dilihat melalui gambar grafik berikut.

Gambar 14.8. Komposisi Alokasi Dana Otonomi Khusus
Kabupaten Boven Digoel Tahun 2011

 

Sumber: Bappeda Kabupaten Boven Digoel, 2011

Komposisi alokasi dana OTSUS pada tahun 2011 adalah dimana bidang yang menyerap dana otsus terbesar adalah bidang pemberdayaan ekonomi dan infrastruktur kampung yang menyerap 43,80 persen dari total otsus atau sebesar 25,4 miliar rupiah. Kemudian diikuti bidang pendidikan dengan penyerapan alokasi otsus sebesar 30 persen atau mencapai 17,398 miliar rupiah, selanjutnya di bidang kesehatan dengan penyerapan dana sebesar 15 persen atau mencapai 8,699 miliar rupiah. Kemudian diikuti oleh bidang pembangunan infrastruktur dasar dengan penyerapan dana sebesar 5,29 persen yakni mencapai 3,068 miliar rupiah. Selanjutnya adalah bidang pemberdayaan dan perlindungan orang asli papua penyerapan dana sebesar 4,90 persen yakni mencapai 2,840 miliar rupiah. Penyerapan alokasi dana otsus terkecil berada pada bidang pemberdayaan ekonomi rakyat dengan persentase sebesar 1,01 persen atau mencapai 588 miliar rupiah.

Gambar 14.9. Komposisi Alokasi Dana Otonomi Khusus
Kabupaten Boven Digoel Tahun 2012

 

Sumber: Bappeda Daerah Kabupaten Boven Digoel, 2012

Komposisi alokasi dana OTSUS pada tahun 2012 adalah dimana bidang yang menyerap dana otsus terbesar masih pada bidang pemberdayaan ekonomi dan infrastruktur kampung yang menyerap 34,34 persen dari total otsus atau sebesar 25,4 miliar rupiah. Komposisi untuk bidang ini mengalami penurunan persentase alokasi dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian diikuti bidang pendidikan dengan penyerapan alokasi otsus sebesar 30,45 persen atau mencapai 22,523 miliar rupiah, selanjutnya di bidang kesehatan dengan penyerapan dana sebesar 14,75 persen atau mencapai 10,911 miliar rupiah. Kemudian diikuti oleh bidang pemberdayaan ekonomi rakyat dengan penyerapan dana sebesar 12,09 persen yakni mencapai 8,941miliar rupiah.Selanjutnya adalah bidang pembangunan infrastruktur dasar dengan penyerapan dana sebesar 5 persen yakni mencapai 3,7 miliar rupiah. Penyerapan alokasi dana otsus terkecil berada pada bidang pemberdayaan dan perlindungan orang asli papua dengan persentase sebesar 3,37 persen atau mencapai 2,492 miliar rupiah. Sehingga total alokasi dana otonomi khusus Kabupaten Boven Digoel pada tahun 2012 mencapai 73,967 miliar rupiah atau mengalami peningkatan 27,54 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Gambaran komposisi alokasi dana otsus perbidangnya pada tahun 2012 dapat dilihat melalui gambar 14.9

Komposisi alokasi dana OTSUS pada tahun 2013 adalah dimana bidang yang menyerap dana otsus terbesar masih pada bidang pemberdayaan ekonomi dan infrastruktur kampung yang menyerap 36 persen dari total otsus atau sebesar 28,2 miliar rupiah. Komposisi untuk bidang ini mengalami penurunan persentase alokasi dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian diikuti bidang pendidikan dengan penyerapan alokasi otsus sebesar 30,23 persen atau mencapai 23.682 miliar rupiah, selanjutnya di bidang kesehatan dengan penyerapan dana sebesar 16,17 persen atau mencapai 12.670 miliar rupiah. Kemudian diikuti oleh bidang pemberdayaan ekonomi rakyat dengan penyerapan dana sebesar 6,83 persen yakni mencapai 5,350 miliar rupiah. Selanjutnya adalah bidang pemberdayaan dan perlindungan orang asli papua  dengan penyerapan dana sebesar 5,73 persen yakni mencapai 4,491miliar rupiah. Penyerapan alokasi dana otsus terkecil berada pada bidang pembangunan infrastruktur dasar dengan persentase sebesar 5,04 persen atau mencapai 3,950miliar rupiah. Sehingga total alokasi dana otonomi khusus Kabupaten Boven Digoel pada tahun 2013 mencapai 78,343 miliar rupiah atau mengalami peningkatan 5,92 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Gambaran komposisi alokasi dana otsus perbidangnya pada tahun 2013 dapat dilihat melalui gambar 14.10 berikut ini.

Gambar 14.10 Komposisi Alokasi Dana Otonomi Khusus

Kabupaten Boven Digoel Tahun 2013

 

 

Sumber: Bappeda Daerah Kabupaten Boven Digoel, 2013

 

Gambar 14.11 Komposisi Alokasi Dana Otonomi Khusus

Kabupaten Boven Digoel Tahun 2014

.

Sumber: Bappeda Daerah Kabupaten Boven Digoel, 2014

Komposisi alokasi dana OTSUS pada tahun 2014 meliputi 5 bidang, dimana bidang yang paling besar mendapat alokasi dana otsus 2014 adalah bidang Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, sebesar 33,49% atau sebesar 33,645 miliar rupiah. Komposisi untuk bidang ini mengalami kenaikan persentase alokasi dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian diikuti bidang pendidikan dengan penyerapan alokasi otsus sebesar 32% persen atau mencapai 32,136 miliar rupiah, selanjutnya di bidang kesehatan dengan penyerapan dana sebesar 16,17 persen atau mencapai 16,244miliar rupiah. Kemudian diikuti oleh bidang Pembangunan Infrastruktur Dasar dengan penyerapan dana sebesar 15,73 persen yakni mencapai 15,798miliar rupiah. Penyerapan alokasi dana otsus terkecil berada pada bidang pemberdayaan dan perlindungan orang asli papua dengan persentase sebesar2,62 persen yakni mencapai 2,631miliar rupiah. Sehingga total alokasi dana otonomi khusus Kabupaten Boven Digoel pada tahun 2014 mencapai 100,456miliar rupiah atau mengalami peningkatan 28,23 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Gambaran komposisi alokasi dana otsus perbidangnya pada tahun 2014 dapat dilihat melalui gambar 14.11

Pada tahun 2015, data mengenai komposisi alokasi dana otonomi khusus seperti yang tampak pada Gambar 14.8 sampai Gambar 14.11, tidak tersedia. Data yang diperoleh hanyalah data menenai PAGU Dana Otsus menurut SKPD Pengelola, seperti yang tampak pada Gambar 14.12 berikut.

Gambar 14.2 PAGU Dana Otonomi Khusus menurut SKPD Pengelola Tahun 2015

NO SKPD PENGELOLA PAGU DANA (Rupiah)
1 Dinas Pendidikan 30.136.963.000;
2 Dinas Kesehatan 13.068.481.750; 
3 Rumah Sakit Umum Daerah  2.000.000.000; 
4 Dinas Pekerjaan Umum  19.114.136.250; 
5 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah  3.018.261.800; 
6 Kantor Pemberdayaan Perempuan dan KB  1.004.565.400; 
7 Dinas Komunikasi dan Informatika  2.000.000.000; 
8 Dinas Pertanian  14.091.309.000;
9 Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM  6.000.000.000; 
10 Dinas pertambangan dan Energi 4.000.000.000;
11 Pejabat Pengelola keuangan Daerah (PPKD) 5.022.827.250
12 Inspektorat 1.000.000.000;
Jumlah 100.456.545.000;

 Sumber: Laporan Monitoring Dana Otonomi Khusus Tahun Anggaran 2015

Tabel 14.2 menunjukkan bahwa, alokasi dari PAGU Dana Otsus yang terbesar terdapat pada Dinas Pendidikan, yaitu sebesar 30,136 miliar, dikuti oleh Dinas Pekerjaan Umum sebesar 19,114 miliar dan Dinas Pertanian 14,091 miliar. Sedangkan Dinas Kesehatan sebesar 13,068 miliar rupiah. Sementara untuk SKPD Pengelola lainya, alokasi PAGU Dana Otsus semuanya di bawah 10 miliar rupiah.