Pertanian

Pertanian Tanaman Pangan

Pertanian tanaman pangan yang terdapat di Kabupaten Boven Digoel meliputi tanaman padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, keladi, sayuran dan buah-buahan.

Padi

Gambar 7.1. Luas dan Produksi Tanaman Padi Kabupaten Boven Digoel, Tahun 2009-2015

 

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, 2015

Keterangan*) : Data Tidak tersedia 

 

Luas tanam padi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.1 pada tahun 2010 seluas 3,52 hektar meningkat di tahun 2011 sehingga luas tanam tanaman padi menjadi 5,5 hektar.Luas tanam padi kembali meningkat di dua tahun berikutnya yaitu pada tahun 2012 menjadi 30,5 hektar dan di tahun 2013 meningkat menjadi 63, 37 hektar, Namun di tahun 2014 luas tanam padi mengalami penurunan hampir setengah dari luas panen tahun sebelumnya, yaitu menjadi 38, 5 hektar. Luas panen padi di tahun 2010, 2011 dan 2012, dimana luas panen sama dengan luas tanam, dimana luas panen di tahun 2010 mencapai 3,5 hektar, di tahun 2011 mencapai 5,5 hektar dan pada tahun 2012 seluas 30,5 hektar. Sedangkan di dua tahun berikutnya luas panen padi mulai mengalami penurunan menjadi 29 hektar di tahun 2013 dan 26,5 hektar di tahun 2014. Produksi padi meningkat seiring meningkatnya luas tanam dan luas panen padi dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Pada tahun 2013, meskipun luas tanamnya lebih besar dari tahun sebelumnya, namun luas panennya mengalami penurunan, sehingga produksi padi di tahun 2013 menurun dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 87 ton. Akan tetapi di tahun 2014, meskipun luas panennya lebih kecil dibanding dua tahun sebelumnya, namun produksi padi melebihi produksi di tahun 2013 dan 2012, yaitu mencapai 97,05 ton.  Pada tahun 2015, data luas dan produksi padi tidak tercatat dikarenakan data tidak tersedia.

Jagung

Gambar 7.2. Luas dan Produksi Tanaman Jagung Kabupaten Boven Digoel, Tahun 2004-2015

 

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, 2015

Keterangan*) : Data Tidak tersedia

Gambar 7.2 di atas menunjukkan bahwa dari tahun 2010 hingga tahun 2012, baik luas tanam, luas panen terus mengalami penurunan. Pada tahun 2011 luas tanam tanaman jagung mencapai 5,15 ha, dan luas panennya mencapai 5 ha dan menghasilkan produksi jagung sebanyak 5 ton. Pada tahun 2012 terjadi penurunan luas tanam manupun luas panen tanaman padi yakni masing-masing menjadi 4,4 hektar, walaupun demikian produksi yang dihasilkan cukup meningkat bila dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 11 ton. Sedangkan data luas tanam, luas panen dan produksi jagung dari tahun 2013 hingga 2015 tidak tercatat dikarenakan ketidaktersediaan data.

Kacang Tanah

Gambar 7.3. Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Tanaman Kacang Tanah Kabupaten Boven Digoel, Tahun 2009-2015

.

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, 2015

Keterangan*) : Data Tidak tersedia

Luas tanam di tahun 2010 sebesar 15,03 hektar, dengan luas panen sebesar 8,64 hektar. Ditahun 2011 terjadi penurunan luas tanam maupun luas panen yang sangat signifikan, dimana luas tanam menjadi 0,36 hektar dan luas panen menjadi 0,15 hektar. Pola peningkatan dan penurunan luas tanam dan luas panen diikuti pula dengan pola tingkat produksinya. Produksi kacang tanah pada tahun 2010 mencapai 6,80 ton, sedangkan di tahun 2011 produksi kacang tanah menurun jauh seiring menurunnya luas tanam dan luas panen menjadi 0,15 ton. Pada tahun 2012 tercatat bahwa terdapat 18,8 hektar lahan yang telah ditanam tanaman kacang tanah, dan luas lahan yang dipanen pada kurun waktu tersebut mencapai 13,75 hektar dan dengan luas panen tersebut didapat produksi sebanyak 1,1 ton.Pada tahun 2013 juga  tercatat bahwa terdapat 18,9 hektar lahan yang telah ditanam tanaman kacang tanah, dan luas lahan yang dipanen pada kurun waktu tersebut mencapai 18 hektar dan dengan luas panen tersebut didapat produksi sebanyak 3,6 ton.Di tahun 2014, luas tanam dan luas panen mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, yaitu masing-masing sebesar 12 hektar, namun kacang tanah yang diproduksi mencapai 24 ton, dimana hasil ini justru meningkat signifikan dari produksi tahun 2013 yang hanya mencapai 3,6 ton. Sedangkan data luas tanam, luas panen dan produksi kacang tanah untuk tahun 2015 tidak tercatat dikarenakan ketidaktersediaan data.

Ubi Kayu

Pada Gambar 7.4 menunjukkan luas tanam ubi kayu pada tahun 2010 sebesar 18,78 hektar mengalami penurunan menjadi 12,2 hektar di tahun 2011.Luas panen juga mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar 15,43 hektar menjadi 5,5 hektar di tahun 2011. 

Gambar 7.4. Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Tanaman Ubi Kayu Kabupaten Boven Digoel, Tahun 2009-2015

.

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, 2015

Keterangan*) : Data Tidak tersedia

Seiring dengan penurunan luas tanam dan luas panen, maka produksi ubi kayu juga mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar 107,99 ton  menjadi 5,5 ton di tahun 2011. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan yang cukup signifikan baik itu luas tanam, luas panen serta produksi dari tanaman ini. Dimana luas tanam pada kurun waktu tersebut sebesar 92,58 hektar dengan luas panen sebesar 92 hektar dan produksi tanaman ubi kayu ini mencapai 368 ton. Pada tahun 2013 tercatat 21,6 hektar luas tanam tanaman ubi kayu dan luas panennya mencapai 21,6 hektar dan menghasilkan produksi ubi kayu sebanyak 54 ton. Di tahun berikutnya, tahun 2014, terjadi peningkatan yang signifikan untuk luas tanam dan luas panen ubi kayu, dari 21, 6 hektar pada tahun 2013 menjadi 120 hektar di tahun 2014. Hal ini diikuti pula dengan produksi ubi kayu yang mencapai 300 ton, meningkat sebesar 180ton dari tahun 2013.Sedangkan data luas tanam, luas panen dan produksi ubi kayu tahun 2015 tidak tercatat dikarenakan ketidaktersediaan data.

Ubi Jalar

Gambar 7.5. Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Tanaman Ubi Jalar Kabupaten Boven Digoel, Tahun 2009-2015

.

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, 2015

Keterangan*) : Data Tidak tersedia

Tanaman ubi jalar memiliki luas tanam di tahun 2010 sebesar 21,67 dan menurun pada tahun berikutnya, sehingga luas tanam ubi jalar menjadi 12,7 hektar di tahun 2011. Luas panen ubi jalar mencapai 18,01 hektar di tahun 2010. Namun terjadi penurunan luas panen seiring dengan luas tanam di tahun 2011 menjadi 2,1 hektar. Produksi ubi jalar mencapai 87,22 ton di tahun 2010. Seiring dengan penurunan luas panen yang signifikan, penurunan produksi ubi jalar juga terjadi di tahun 2011 menjadi 2,1 ton. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan yang cukup signifikan baik itu luas tanam, luas panen serta produksi dari tanaman ini. Dimana luas tanam pada kurun waktu tersebut sebesar 117,82 hektar dengan luas panen sebesar 116 hektar dan produksi tanaman ubi jalar ini mencapai 34,8 ton. Pada tahun 2013 tercatat 12,4 hektar luas tanam tanaman ubi jalar dan luas panennya mencapai 11,8 hektar dan menghasilkan produksi ubi jalar sebanyak 18,88 ton. Pada tahun berikutnya, yaitu di tahun 2014, luas tanam dan luas panen mengalami kenaikan menjadi 55 hektar dengan jumlah produksi ubi jalar mencapai 88 ton.Sedangkan data luas tanam, luas panen dan produksi ubi jalar untuk tahun 2015 tidak tercatat dikarenakan ketidaktersediaan data.

Keladi

Gambar 7.6. Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Tanaman Ubi Jalar Kabupaten Boven Digoel, Tahun 2009-2015

.

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, 2015

Keterangan *) : Data Tidak Tersedia

Pada Gambar 7.6, tampak bahwa data luas tanam, luas panen serta produksi tanaman keladi untuk tahun 2010 sampai 2011 belum tersedia.Luas tanam pada tahun 2012 mencapai 149,42 hektar begitu pula luas panennya yakni mencapai 149,42 hektar, dan produksi tanaman keladi ini mencapai 224,13 ton. Pada tahun 2013 tercatat 26,8 hektar luas tanam tanaman keladi dan luas panennya mencapai 26,8 hektar dan menghasilkan produksi keladi sebanyak 48,24 ton. Di tahun berikutnya, yaitu tahun 2014, luas tanam dan luas panen meningkat secara signifikan sehingga mencapai 140 hektar, dengan produksi sebesar 252 ton.Sedangkan data luas tanam, luas panen dan produksi keladi untuk tahun 2015 tidak tercatat dikarenakan ketidaktersediaan data.

Gambar 7.7. Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayuran Kabupaten Boven Digoel, Tahun 2009-2015

.

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, 2015

Keterangan *) : Data Tidak Tersedia

Gambar 7.7 di atas menunjukkan, data luas tanam, luas panen serta produksi tanaman sayuran di Kabupaten Boven Digoel untuk tahun 2010 tidak tersedia. Luas tanam tanaman sayuran pada tahun 2011 mencapai 149,74 hektar, dengan luas panen mencapai 51,92 hektar dan produksi yang dihasilkan mencapai 404,12 ton. Luas tanam tanaman sayuran pada tahun 2012 mencapai 111 hektar, sedangkan luas penennya hanya mencapai 61,61 hektar sehingga produksi yang dihasilnya hanya mencapai 22,49 ton. Pada tahun 2013 tercatat 156,3 hektar luas tanam tanaman sayurandan luas panennya mencapai 86,93 hektar dan menghasilkan produksi sayuran sebanyak 91,43 ton. Di tahun 2014, luas tanam dan luas panen sayuran meningkat secara signifikan dari tahun sebelumnya. Luas tanam sayuran mencapai hingga 800 hektar dan luas panen sebesar 756 hektar, dengan produksi mencapai 815,10 ton.Sedangkan data luas tanam, luas panen dan produksi sayuran untuk tahun 2015 tidak tercatat dikarenakan ketidaktersediaan data.

Buah-Buahan

Gambar 7.8. Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Tanaman Buah-Buahan Kabupaten Boven Digoel, Tahun 2010-2015

.

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, 2015

Keterangan *) : Data Tidak Tersedia

Data luas tanam, luas panen serta produksi tanaman buah-buahan di Kabupaten Boven Digoel untuk tahun 2010 belum tersedia. Luas tanam tanaman buah-buahan pada tahun 2011 mencapai 113,95 hektar, dengan luas panen mencapai 100,11 hektar dan produksi yang dihasilkan mencapai 383,68 ton. Total luas tanam untuk komoditas buah-buahan pada tahun 2012 mencapai 10.234 hektar sedangkan luas panennya mencapai 7.014 hektar dan produksi buah-buahan pada tahun ini mencapai 297,808 ton. Pada tahun 2013 tercatat 7.650 hektar luas tanam tanaman buah-buahan dan luas panennya mencapai 5.248,2 hektar dan menghasilkan produksi buah-buahan sebanyak 5.595,43 ton. Di tahun 2014 produksi buah-buahan mencapai 15.566 ton. Jumlah ini sangat besar dibanding jumlah produksi tahun sebelumnya meskipun luas tanam dan luas panen buah-buahan jauh lebih kecil dibanding tahun 2013. Luas tanam dan luas panen serta produksi buah-buahan untuk tahun 2015 tidak tercatat karena data tidak tersedia.

Perikanan

Kondisi geografis Kabupaten Boven Digoel yang terdiri dari banyak sungai kecil dan beberapa sungai besar memungkinkan masyarakatnya untuk mengusahakan kegiatan perikanan baik yang bersifat penangkapan ataupun pemeliharaan.

Jumlah Armada Penangkapan Ikan

Gambar 7.9. Jumlah Armada Penangkapan Ikan, Tahun 2010-2015

 

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, 2015

Armada penangkapan ikan merupakan sarana yang sangat penting guna menunjang kegiatan penangkapan hasil sungai. Armada yang terdapat di Kabupaten Boven Digoel adalah perahu tanpa motor, perahu motor tempel dan kapal motor. Armada yang dimiliki oleh sebagian besar masyarakat Kabupaten Boven Digoel dari tahun 2010 hingga 2013 masih bersifat tradisional yakni berupa perahu tanpa motor. Seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 7.9, dari tahun 2010 hingga 2013 jumlah armada penangkapan ikan yang terbanyak adalah perahu tanpa motor kemudian perahu motor tempel dan hanya sedikit yang memiliki kapal motor. Namun pada tahun 2014 hingga 2015, jumlah perahu motor tempel meningkat hingga melewati jumlah armada perahu tanpa motor. Masyarakat mulai melirik armada perahu motor tempel, agar dapat meningkatkan produktivitas dalam penangkapan ikan dan mempercepat mobilisasi pemasaran hasil tangkapan ikan. Untuk armada yang berupa kapal motor (0<10 GT), jumlahnya tetap sebanyak 3 unit dari tahun 2010hingga tahun 2015.

Jumlah Nelayan

Gambar 7.10. Jumlah Nelayan, Tahun 2010-2015

 

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, 2015

Jumlah nelayan di Kabupaten Boven Digoel seperti yang tampak pada Gambar 7.10 di atasah, jumlahnya cenderung meningkat dari tahun 2010 hingga 2015.Pada tahun 2010 hingga tahun 2012, nelayan berjumlah 72 nelayan. Jumlah nelayan terus mengalami peningkatan hingga berjumlah 76nelayan pada tahun 2013. Jumlah nelayan di tahun 2014 tidak berubah dari tahun sebelumnya, yakni tetap berjumlah 76 nelayan. Jumlah nelayan di tahun 2015 meningkat sebanyak 12 nelayan dari tahun sebelumnya, yaitu berjumlah 88 nelayan di tahun 2015.

Alat Penangkapan Ikan

Gambar 7.11. Banyaknya Alat Penangkap Ikan di Kabupaten Boven Digoel, Tahun 2010-2015

 

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, 2015

Dalam Gambar 7.11 terlihat dari tahun 2010 hingga 2015, alat penangkap ikan yang paling banyak digunakan masyarakat adalah jaring insang tetap, yang jumlahnya terus mengalami peningkatan dalam enam tahun terakhir, dari tahun 2010 sebanyak 2.085 buah menjadi 2.670 buah di tahun 2015. Pancing merupakan alat penangkap ikan terbanyak kedua yang digunakan oleh masyarakat. Jumlah pancing dalam enam tahun terakhir tidak mengalami perubahan, tetap berjumlah 1.305 buah.Alat penangkap ikan yang juga tidak mengalami perubahan jumlah dalam enam tahun terakhir ini adalah jaring insang hanyut dan serok, yang masing-masing berjumlah 35 dan 8 buah.

Produksi Ikan

Gambar 7.12. Jumlah Produksi Ikan (Kg) di Kabupaten Boven Digoel, Tahun 2010-2015

 

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, 2015

Gambar 7.12 di atas menunjukkan jumlah produksi ikandari tahun 2010 hingga 2014 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 jumlah produksi ikan menurun tajam sebanyak tiga kalinya dari tahun sebelumnya-tahun 2014.

 

Peternakan

Ternak yang banyak diusahakan di Kabupaten Boven Digoel diantaranya adalah Sapi Potong, Kambing, Babi, Ayam Buras dan Itik. Jumlah ternak dan produksi daging terlihat seperti pada Gambar 7.13 dan Gambar 7.14.

Jumlah Ternak

Gambar 7.13. Jumlah Ternak yang Diusahakan di Kabupaten Boven Digoel, Tahun 2010-2015

 

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, 2015

Ternak yang paling banyak diusahakan di Kabupaten Boven Digoel adalah Ayam Buras. Berdasarkan Gambar 7.13, jumlah Ayam Buras cenderung meningkat setiap tahunnya dari tahun 2010 hingga 2015. Jumlah Ayam Buras meningkat dari tahun 2010 sebanyak 12.753 ekor menjadi 15.578 ekor di tahun 2015. Babi adalah ternak terbanyak kedua yang dipelihara setelah Ayam Buras. Jumlah ternak Babi cenderung meningkat dari tahun 2010 hingga 2015. Jumlah ternak Babi sebesar 5.421ekor di tahun 2010. Namun di tahun 2011 terjadi penurunan populasi ternak babi menjadi 5.100 ekor. Berbanding terbalik dibandingkan tahun sebelumnya dimana pada tahun 2012 terjadi peningkatan yang signifikan menjadi 6.200 ekor ternak babi.Peningkatan ini kembali berlangsung pada tiga tahun berikutnya yaitu pada tahun 2013, 2014 dan 2015 dimana total ternak yang dipelihara masing-masing mencapai 6.340 ekor, 6.574 ekor, dan 6.766 ekor di tahun 2015. Jumlah ternak kambing pada tahun 2010 mencapai 1.132 ekor dan di tahun 2011 mengalami penurunan populasi kambing menjadi 1.100 ekor. Jumlah ternak kambing pada tahun 2012 meningkat tajam menjadi 1.339 ekor.  Jumlah ternak kambing pada tahun 2013 kembali mengalami penurunanmenjadi 1.323 ekor. Jumlah ternak kambing di dua tahun berikutnya-tahun 2014 dan 2015-mengalami peningkatan masing-masingsebanyak 1.372ekor dan 1.429 ekor.Jumlah ternak Sapi Potong pada tahun 2010 sebanyak 648 ekor dan pada tahun 2011 menurun menjadi 482 ekor sapi. Jumlah populasi ternak sapi potong pada tahun 2012 kembali meningkat menjadi 555 ekor. Namun di tahun 2013 kembali mengalami penurunan jumlah ternak sapi dimana jumlah ternak tersebut pada tahun 2013 mencapai 482 ekor. Pada tahun 2014, jumlah ternak sapi potong mengalami peningkatan sebanyak 37 ekor dari tahun sebelumnya menjad 519 ekor. Pada tahun 2015 jumlah ternak sapi potong kembali mengalami peningkatan menjadi 584 ekor.Itik merupakan ternak yang paling sedikit diusahakan dibanding ternak lainnya. Pada tahun 2010 jumlah itik tercatat sebanyak205 ekor , dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 210 ekor itik. Pada tahun 2012 jumlah ternak itik ini mengalami peningkatan kembali sehingga menjadi 245 ekor. Peningkatan jumlah ternak juga berlangsung pada tahun 2013sehingga total ternak itik menjadi 353 ekor. Namun di tahun 2014 jumlah ternak itik mengalami penurunan sebanyak 19 ekor dari tahun 2013, sehingga total ternak itik menjadi 334 ekor. Pada tahun 2015, jumlah itik mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 367 ekor.

Produksi Daging

Gambar 7.14. Produksi Daging Ternak di Kabupaten Boven Digoel, Tahun 2010-2015

 

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, 2015

Berdasarkan Gambar 7.14, produksi daging ternak yang terbanyak di Kabupaten Boven Digoel adalah daging Babi. Meski demikian produksi daging babi mengalami penurunan yang cukup tajam dari tahun 2013 hingga tahun 2014. Pada tahun 2015, produksi daging babi mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya meskipun tidak terlalu tinggi. Produksi daging Ayam Buras pada tahun 2010 mencapai 11.850 kg,pada tahun 2011 jumlah produksi daging ayam buras menurun menjadi 11.660 kg dan penurun juga terjadi pada tahun 2012 sehingga produksi daging ini mencapai 7.859 kg.Produksi daging untuk komoditas daging ayam buras pada tahun 2013 meningkat tajam dibanding tahun 2012, yaitu mencapai 20.954 kg dan cenderung meningkat pada dua tahun berikutnya, yaitu di tahun 2014 produksi daging ini mencapai 28.582 Kg dan di tahun 2015 mencapai 29.715 Kg. Produksi daging Sapi Potong cenderung mengalami penurunan dari tahun 2010hingga2012.Pada tahun 2010 jumlah produksi daging Sapi Potong mencapai 24.118 kgdan pada tahun 2011serta 2012 mengalami penurunan produksi daging sapi dimana masing-masing menjadi 23.815 kg dan 14.040 kg.Produksi daging untuk komoditas daging sapi mengalami peningkatan pada tahun 2013 hingga mencapai 23.075 kg. Jumlah produksi daging Sapi Potong ini terus meningkat pada dua tahun berikutnya, yaitu mencapai 24.788 Kg di tahun 2014 dan 25.978 di tahun 2015.Pada tahun 2010 produksi daging kambing mencapai4.720 kg. Dan di tahun 2011 produksi daging kambing meningkat 10 kg menjadi 4.730 kg. Sedangkan pada tahun 2012 terjadi penurunan produksi daging yang sangat drastis menjadi 1.548 kg. Produksi daging untuk komoditas daging kambing pada tahun 2013 meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya, yaitu mencapai 167.284 kg, produksi daging babi mengalami penurunan yang cukup tajam dari tahun 2013 ke tahun 2014. Pada tahun 2015, produksi daging kambing mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya meskipun tidak terlalu tinggi. Jumlah produksi daging Itik adalah yang terkecil dibandingkan dengan jumlah produksi daging ternak lainya. Produksi daging Itik pada tahun 2010 mencapai 245 kg dan kembali meningkat menjadi 255 kg di tahun 2011. Jumlah produksi daging itik pda tahun 2012 mengalami penurunan yang sangat signifikan menjadi 44 kg. Produksi daging untuk komoditas daging itik pada tahun 2013 mencapai 212 kg dan berkurang 3 kg di tahun berikutnya, sehingga jumlah produksi daging itik pada tahun 2014 mencapai 209 kg. Pada tahun 2015, produksi daging itik mengalami peningkatan meskipun tidak besar, yaitu mencapai 230 Kg.

Perkebunan

Potensi tanaman perkebunan di Kabupaten Boven Digoel didominasi oleh tanaman karet dan kelapa sawit. Tanaman karet ini merupakan tanaman perkebunan rakyat dimana sebagian besar masyarakat Kabupaten Boven Digoel ini mengelola tanaman ini, sedangkan tanaman kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan besar yang pengelolaannya dimiliki oleh perusahaan.

Gambar 7.15. Luas Lahan, serta Produksi  Tanaman Karet 

di Kabupaten Boven Digoel, Tahun 2010-2015

.

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, 2015

Keterangan*) : Data tidak tersedia

 

Berdasarkan gambar 7.15 diatas terlihat bahwa perkembangan luas lahan perkebunan rakyat khususnya tanaman karet dari tahun 2010 sampai tahun 2015 selalu meningkat. Seiring dengan peningkatan luas lahan ini begitu pula produksi karet yang dihasilkan yang cenderung meningkat dari tahun 2010 sampai tahun 2012. Pada tahun 2013 meskipun luas lahan karet meningkat namun produksinya tidak sebesar tahun 2012. Di tahun 2014, luas areal karet bertambah 56 hektar dari tahun 2013, sehingga menjadi 2.867 hektar dengan total produksi karet sebesar 425,52 ton. Sedangkan di tahun 2015, produksi tanaman karet tidak tercatat karena data tidak tersedia.

Jumlah petani tanaman karet dalam lima tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan. Di tahun 2010 jumlah petanimencapai 753 petani, dan ditahun berikutnya tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 911 orang dan di tahun 2012 jumlah petani karet meningkat menjadi 1.019 orang. Namun pada tahun 2013 terjadi penurunan jumlah petani tanaman karet sehingga menjadi 838 orang. Pada tahun berikutnya jumlah petani karet kembali mengalami peningkatan, sehingga jumlah petani karet di tahun 2014 berjumlah 1.433 orang. Sedangkan untuk tahun 2015, data jumlah petani tanaman karet tidak tersedia.

Gambar 7.15. Jumlah Petani  Tanaman Karet 

di Kabupaten Boven Digoel, Tahun 2010-2015

.

.

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, 2015

Keterangan *): Data tidak tersedia

 

Gambar 7.16. Jumlah Luas Lahan dan Produksi Kelapa Sawit di Kabupaten Boven Digoel,Tahun 2010-2015

.
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Boven Digoel, 2015
Keterangan*): Data tidak tersedia

Dari Gambar 7.16 terlihat bahwa luas lahan untuk tanaman kelapa sawit yang dikelola perusahaan besar setiap tahunnya terus mengalami perluasan lahan. Pada tahun 2010 luas lahan tanaman kelapa sawit sebesar 17.268 hektar.  Dan pada tahun 2011 luas lahan ini kembali meningkat menjadi 17.596 hektar dan begitu pula di tahun 2012 menjadi 17.648 hektar. Peningkatan luas lahan juga terjadi pada dua tahun berikutnya, sehingga total luas lahan menjadi 17.715 hektar di tahun 2013 dan 17. 727 hektar di tahun 2014.

Peningkatan luas lahan tanaman kelapa sawit setiap tahunnya dalam lima tahun terakhir, tidak diikuti oleh jumlah produksinya yang dalam lima tahun terakhir terjadi peningkatan dan penurunan tingkat produksi. Jumlah produksi tertinggi tanaman kelapa sawit dalam lima tahun terakhir terjadi di tahun 2011 dengan jumlah produksi sebesar 42.307 ton, dimana luas areal tanaman kelapa sawit di tahun itu sebesar 17.596 hektar.Sedangkan untuk produksi kelapa sawit di tahun 2014, meskipun luas arealnya lebih besar dibandingkan empat tahun sebelumnya, namun produksi kelapa sawit yang dihasilkan tidak sebesar tahun sebelumnya, yaitu hanya berjumlah 34.864 ton. Pada tahun 2015, data luas areal dan produksi tanaman sawit, datanya tidak tersedia.

 

Kehutanan

Hasil Hutan

Kabupaten Boven Digoel memiliki  hutan yang sangat luas dengan berbagai macam hasil hutan yang dapat diolah, sehingga dapat meningkatkan pemasukan bagi daerah.Salah satu komoditas hasil hutan yang unggulan adalah kayu bulat. Berikut adalah gambar perkembangan hasil produksi kayu bulat yang dikelola perusahaan IUPHHK dan IPK.

Gambar 7.17. Produksi Kayu Bulat (M3) IUPHHK dan IPK 

Kabupaten Boven Digoel Tahun 2010-2015

 

Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Boven Digoel, 2015

Gambar 7.17 menunjukkan bahwa produksi kayu bulat cenderung menurun dari tahun 2010 hingga 2014. Pada tahun 2015, produksi kayu bulat mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, meskipun tidak besar jumlahnya, yaitu 122.723,89 m3, hanya meningkat sebesar 22.535,59 m3 dari tahun 2014.

Terdapat beberapa hasil hutan yang telah diolah dan telah dijual ke luar negeri yakni berupa Plywood dan Film Faced. Kedua produk hasil hutan ini mulai dijual ke luar negeri pada tahun 2007, dan gambaran volume penjualannya dari tahun 2011 hingga 2015 dapat dilihat dari gambar 7.18 dibawah ini.

 

Gambar 7.18. Volume Penjualan Luar Negeri Hasil Hutan Menurut Jenisnya di Kabupaten Boven Digoel,Tahun 2010-2015

.

Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Boven Digoel, 2015

Keterangan*): Data tidak tersedia

Dalam lima tahun terakhir, yaitu dari tahun 2011 hingga 2015, volume penjualan plywood cenderung mengalami penurunan. Hanya terjadi peningkatan volume penjualan dari tahun 2012 ke tahun 2013, namun tidak terlalu besar jumlahnya. Film faced mengalami penurunan jumlah volume penjualan dari tahun 2011 hingga 2013. Namun kembali naik jumlah volume penjualannya di tahun 2014, meskipun tidak sebesar volume penjualan pada tahun 2011. Tahun 2015, volume penjualan film faced tidak tercatat karena data tidak tersedia.